Review Buku The Marriage Bureau



Penulis : Farahad Rama
Penerbit : Matahati
Penerjemah : Rinurbad
Tebal : 455 halaman
Waktu membaca : 1 – 2 Januari 2016
ISBN : 602 – 96255 – 0 – 0
Sinopsis
Buku ini bercerita tentang Mr. Ali yang membuka usaha Biro Jodoh selepas dirinya dinyatakan pensiun. Berlatar Kota Vigaz di India utara, biro jodoh ini dibuka Mr. Ali untuk mengisi kekosongan waktunya selepas pensiun. Tenyata mencarikan jodoh tidak semudah yang dibayangkan karena ada banyak persyaratan yang diajukan oleh klien. Bersama Aruna sang asisten yang juga belum menikah, buku ini menyajikan kisah tradisi mencari jodoh di India yang tentu saja berbeda dengan di Indonesia.
                Review
Mr. Ali memiliki ide untuk membuka biro jodoh ketika dirinya pensiun. Usaha yang dibangunnya berkembang pesat, hal itu ditandai dengan banyaknya klien yang mendaftar pada biro jodohnya. Hal ini membuatnya kewalahan sehingga sang istri Mrs. Ali menyarankan agar Mr. Ali mencari asisten. Banyak yang mendaftar setelah Mr. Ali memasang lowongan di koran, tetapi tidak ada satupun yang sesuai dengan yang diinginkan Mr. Ali. Akhirnya Mrs. Ali turun tangan dan membantu mencarikan asisten untuk Mr. Ali. Lalu diperkenalkanlah kita pada Aruna, seorang wanita bersahaja yang kerap kali dilihat Mrs. Ali melewati rumahnya selepas kursus mengetik. Dengan adanya Aruna pekerjaan Mr. Ali pun menjadi lebih ringan. Aruna adalah gadis yang mudah belajar dan beradaptasi.
Ada beragam orang yang minta dicarikan jodoh melalui Biro Jodoh Mr . Ali, ada yang mencarikan jodoh untuk anaknya, saudaranya atau bahkan dirinya sendiri. Syarat yang diajukan pun bermacam – macam, mulai dari kasta, mas kawin, pekerjaan sampai hal – hal yang menyangkut fisik seperti berkulit terang, berkulit gelap, sampai masalah tinggi badan minimal sekian cm. Hahaha, mungkin terdengar aneh bagi kita tapi sepertinya hal itu lazim terjadi disana, dan tugas biro jodoh adalah mencarikan calon yang paling mendekati kriteria.
Pada pertengahan cerita, kita diajak mengalihkan perhatian dari kesibukan kerja di biro jodoh ke kehidupan pribadi Aruna, anak sulung seorang pensiunan guru yang memiliki adika yang sedang kuliah. Yang mulai dihadapkan pada permasalahan dirinya yang belum menikah. Karena menurut adat India seorang wanita yang harus memberikan mas kawin, maka Aruna cukup merasa kesulitan menemukan pendamping, karena selain ayahnya sudah pensiun, harus membiayai kuliah adiknya, dia juga harus memikirkan biaya kehidupan sehari – hari. Dulu Aruna sempat bertunangan dengan seorang pria, tapi menjelang pernikahan, ayahnya mendadak sakit dan menghabiskan biaya yang dipersiapkan untuk menikahkan Aruna. Karena berbagai hal tersebut Aruna merasa rendah diri dan tidak berfikir tentang pernikahan. Apakah Aruna akan tetap seperti itu selamanya?
Kembali ke biro jodoh, ada beberapa klien yang datang kembali kesana, ada yang mengundang karena  telah menikah berkat bantuan biro jodoh tersebut bahkan memberikan foto pernikahannya sebagai bukti, ada juga Irshad yang marah – marah karena selalu menemui kegagalan menemui calon yang ditawarkan mr. Ali, dalam kasusnya ini Mr. Ali mengetahui bahwa masalah terbesarnya ada di personal branding, maka dengan sedikit saran dari Mr. Ali Irshad pun memperbaiki caranya memperkenalkan diri. Ada pula Ramanujam seorang dokter yang mapan berasal dari kasta brahmana, tidak banyak menuntut pasangan yang akan menjadi calon istrinya, tapi pihak keluarganya yang banyak mengajukan syarat. Adakah ramanujam ini akan menemukan seseorang yang bisa diterima keluarganya?
Buku ini membuka mata saya tentang konsep perjodohan di India yang ternyata sangat rumit, sebagai negara dengan mayoritas berpenduduk Hindu, masalah kasta menjadi masalah yang tentu saja banyak disorot dalam buku ini, dalam beberapa cerita klien orang tua sangat menekankan perihal kasta ini, seolah hal ini tidak bisa ditawar, tapi di cerita lain saya simpulkan bahwa generasi mudanya sudah mulai banyak yang tidak mempermasalahkan kasta. Buku ini memang tidak menceritakan detail tahun, tapi dengan masih digunakannya mesin tik dan kartu pos, saya mengira bahwa cerita ini dibuat dengan setting tahun 90an.
Membaca buku ini saya merasa bahwa Mr. Ali adalah orang tua yang bijak dan mampu melihat masalah dari sudut pandang yang paling ringan. Hanya saja dia sedikit keras kepala dan tidak mau dibantah dalam beberapa hal. Tapi tak perlu khawatir, ada Mrs. Ali wanita sabar, pintar memasak, berjiwa sosial tinggi dan sanagt peduli akan kebutuhan orang lain. Dia juga seorang yang senang belajardan terbuka akan hal – hal baru. Tampaknya pasangan yang sempurna bukan? Tentu saja. Oh iya, hampir saja saya lupa menceritakan perihal Rehman, anak tunggal Mr dan Mrs. Ali yang memiliki gelar kesarjanaan di bidang arsitek tapi malah sibuk dengan aksi sosialnya menolak pembangunan komplek industri. Hal ini tentu saja meresahkan kedua orang tuanya. Sepak terjang Rehman mengingatkan saya pada tokoh Saman karya Ayu Utami. Yang menjadi buronan karena menggerakkan masa menentang kebijakan pemerintah.
Mr. Dan Mrs. Ali adalah keluarga muslim, sedangkan Aruna berasal dari keluarga Hindu, walaupun pada kenyataannya hubungan Muslim dan Hindu di India sana (katanya) tidak terlalu harmonis, tapi dalam buku ini dikisahkan bahwa antar umat beragama saling menghargai. Terlebih Aruna pun digambarkan sebgaia pribadi yang baik, lembut, menaati orang tua dan sayang keluarga.
Dalam setiap buku biasanya selalu ada sosok yang dijadikan idola bukan? Empat orang yang diceritakan di atas tentu saja bukan termasuk tipe yang akan diidolakan wanita seperti saya yang gemar kisah pangeran impian, maka pangeran impian dalam buku ini adalah si dokter yang lagi mencari istri itu, Ramanujam, dia digambarkan berfisik sempurna, mapan tetapi rendah hati. Dia juga sangat perhatian pada pasien yang kurang mampu dan sangat ringan tangan membantu orang lain. Penulis menggambarkan setiap karakter dalam buku ini selayaknya manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain itu saya juga merasa bahwa permasalah dalam buku ini dalah realita yang terjadi di India, kecuali mengenai keharmonisan antar umat beragamanya ya.
Di negaranya buku ini mendapatkan beberapa penghargaan antara lain : Richrad & Judy and Daily mail book of the month, Best Published Fiction at the Muslim Writers Awards dan Melissa Nathan Awards for comedy and romance.
Hal terpenting tentang yang ingin disampaikan penulis ada di halaman terakhir ini ini. Yaitu empat buah tulisan yang ditulis Mrs. Ali tulisan pertama tentang kota Vizag yang menjadi latar cerita ini. Tulisan Kedua tentang kesopanan sebagai salah satu tradisi di India khususnya di Vigaz, tulisan keempat memuat tentang kasta orang hindu dar sudut pandang orang muslim yaitu Mrs. Ali, dan yang terakhir tentang sarapan, pernikahan dan masak.
Saya pribadi menyukai buku ini, yang walaupun ringan tapi memberikan banyak wawasan baru terkait budaya perjodohan dan pernikahan di India. Selain itu terjemahannya juga enak dibaca. 

Komentar

Postingan Populer